Pidie Jaya | Tadi malam, membersamai Wadir 1 Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Khali menghadiri acara serimonial dan tasyakkuran khataman 30 Juz bagi santri Tahfiz Lajnah Tahfizul Quran (LTQ) Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Pidie Jaya.
Mewakili para Kepala Bidang, saya diminta memberi sepatah kata sambutan pada acara yang mulia ini.
Kepada para hafiz dan hifizah saya menyampaikan bahwa kita sekarang berhadapan dengan apa yang namanya matinya kepakaran. Orang berbicara tanpa ilmu, orang bahkan menyalahkan seorang guru besar padahal ia bukan sama sekali bahkan pernah mengenyam sarjana sekalipun. Berapa banyak di media sosial para ahli disalahkan, disesatkan bahkan dikafirkan dianggap bukan siapa siapa hanya karena memiliki pandangan yang tidak sesuai secara emosional berbeda dengan diri netizen yang mulia diluar sana.
Matinya kepakaran ini adalah menjadi bencana dan musibah terbesar bagi bangsa ini, agama ini dan bagi peradaban. Haram hukumnya berbicara sesuatu yang tidak kita ketahui.
Melalui rahim Lajnah Tahfizul Quran (LTQ) Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng kami berharap kalian mampu mengembalikan dan menghidupkan kembali kepakaran. Tidak hanya jadi santri penghafal teks Al Quran, tetapi juga ahli dalam mentafsirkan makna-makna nya dengan baik dan benar sesuai dengan qaidah disiplin ilmu turast yang telah kita pelajari dan diwarisi oleh ulama kita terdahulu.
Wujudnya para santri hafiz di Dayah Darul Munawwarah juga merupakan salah satu impian Abu Kuta Krueng semasa hidupnya sebagaimana dikisahkan oleh Khali.
khali menceritakan bahwa semasa hidupnya, Abu sering mengutarakan keinginan besarnya bahwa santri-santri Kuta Krueng harus mau dan mampu menghafal Al Quran. Alhamdulillah dengan berkah dan karamahnya, hari ini ucapan dan hajat almarhum Abu Allah wujudkan.
Semoga ini menjadi asbab arwah Abu meridhai kami dan kita semua serta kelak kita mendapat syafaat dari Abu…
Aminnn, Ayomondok