Nadiem Makarim Diperiksa di Gedung Bundar

BERITA PESONA.comMantan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memenuhi panggilan untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi digitalisasi pendidikan, pengadaan Laptop, di Gedung Bundar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin 23 Juni 2025.

Mantan menteri ini tidak sendirian, dia membawa rombongan, yang diketahui merupakan anggota tim pengacaranya. Nadiem bersama rombongan pengacaranya tiba sekitar 09.10 WIB.

Bacaan Lainnya

Founder Go-Jek itu nampak mengenakan batik berwarna krem dan membawa tas jinjing hitam. Hanya saja, Nadiem tak mengucapkan apapun saat ditemui awak media. Dia hanya melempar senyum dan langsung masuk ke Gedung Bundar JAM Pidsus Kejagung.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaaan Agung, Harli Siregar membenarkan kehadiran Nadiem Makarim hari ini di Gedung Bundar JAM Pidsus. “Nadiem bakal diperiksa dalam kapasitasnya sebagai mantan Mendikbudristek yang dinilai mengetahui tentang pelaksanaan pengadaan Laptop Chromebook senilai Rp.9,9 triliun,” ujar Harli Siregar kepada wartawan, Senin 23 Juni 2025.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar menerangkan penyidikan atas dugaan korupsi ini tengah mengumpulkan bukti-bukti dari berbagai alat bukti yang membuat terang tindak pidana ini dan tentunya melalui penyidikan ini dapat ditemukan siapa tersangkanya.

Lebih jauh Hari pun menjelaskan bahwa pengusutan kasus itu bermula pada tahun 2020 ketika Kemendikbudristek menyusun rencana pengadaan bantuan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi satuan pendidikan mulai dari dasar hingga atas.

Hal itu bertujuan untuk pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM).

Sebelumnya, Nadiem Makarim sempat menyampaikan klarifikasi terkait dugaan korupsi tersebut. Ia menegaskan bahwa klarifikasi yang disampaikannya sebagai bentuk tanggung jawab moral dirinya, dan komitmen terhadap transparansi kepemimpinannya.

Nadiem Makarim mengatakan, pengadaan laptop yang digagas oleh pihaknya, bermula saat terjadinya pandemi Covid-19.

Ia mengaku merasa perlu dilakukan pengadaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK, termasuk laptop yang disinyalir sebagai bagian dari upaya mitigasi resiko pandemi untuk memastikan pembelajaran murid-murid tetap berlangsung.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *