Berita Pesona | Jakarta – Forum Dialog Nusantara/FDN dan Ikatan Keluarga Besar Nagekeo/IKBN Diaspora diterima pimpinan Komisi 1 DPR RI, Dr. Dave Laksono. Turut hadir anggota komisi 1 DPR Gavriel Novanto, asal Dapil 2 NTT, (30/9/2025)
Di awal diskusi, Justino Djogo, merangkumkan berbagai aspirasi yang diterima selama ini,pasca peristiwa tragis 6 Agustus 2025, meninggalnya Prada Lucky di tangan lebih dari 20 seniornya, mulai terdengar keresahan masyarakat sekitar.
Bagaimana kelanjutan proses hukumnya sampai hari ini ? Menurut Gavriel, tahap hukum sudah sampai di Oditur Militer.
Setidaknya ada empat hal yang menjadi ganjalan terkait keberadaan BTP 834 di Mbay:
1. Nama Satuan – BTP 834 menyandang nama Wakanga Mere. Maknanya baik, menggambarkan sosok berwibawa dan disegani. Namun muncul pertanyaan, mengapa tidak menggunakan nama dari bahasa lokal setempat?
2. Status Tanah – Meski sebagian besar lahan adalah tanah TNI, ada indikasi tumpang tindih dengan tanah Pemda dan tanah ulayat yang perlu kejelasan hukum.
3. Urgensi Penempatan – Apakah keberadaan BTP 834 di Mbay memang mendesak? Apakah para prajurit sudah dibekali kemampuan memadai jika tidak beroperasi sebagai batalyon tempur sebagaimana mestinya?
4. Infrastruktur – Kondisi barak prajurit dan akses ke lokasi permukiman masyarakat masih perlu dibenahi.
Pemerintah kini mendorong program makan bergizi gratis (MBG) yang tentu dalam hal ini terkait pembentukan Batalyon 834 Wakanga Mere di Mbay Nagekeo.
“Terkait BTP 834, perlu disampaikan bahww Nagekeo adalah daerah aman. Tenaga muda lokal —baik dari komunitas Masjid, gereja Kristen, maupun Katholik— siap membantu menyukseskan program MBG tanpa harus mengerahkan batalyon tempur,”ujar Direktur Eksekutif FDN.
Kami sangat terpukul melihat prajurit muda yang baru dua bulan menyandang pangkat Prada harus kehilangan nyawa di satuan ini.
Selain itu Ketua IKBM, Marsel Ado Wawo meminta agar perlu relokasi agar tidak mengorbankan lahan persawahan di area sekitar BTP 834. “Kami minta agar pemerintah dalam hal ini stake holders TNI dapat memikirkan ulang lokasi BTP 834 Wakanga Mere. Fokus kita saat ini dalah pemanfaatan lahan sawah untuk pertania, bukan semuanya dipakai untuk perkantoran,” tegas Marsel, tokoh senior NTT di Jakarta.
Hal ini diperkuat oleh tokoh muda Nagekeo, Eman Billy yang memberi penekanan khusus terkait alih fungsi lahan yang harus menjadi perhatian pemerintah Nagekeo saat ini.
Mengingat pembangunan infrastruktur dan fasilitas BTP 834 belum terlampau jauh maka sangat mungkin dan logis direlokasi tempatnya diluar Kota Mbay. Tentu saja disinergikan dengan rencana membangun 2 Korem di Flores.
Menyikapi aspirasi ini, baik Dave Laksono maupun Gavriel Novanto menyambut baik dan akan meneruskan aspirasi ini ke pimpinan TNI dari Pangdam 1X Udayana sampai ke Panglima TNI.