Beritapesona.com – Guru besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Prof. Dr. Pujiyono Suwadi meminta Bank Indonesia, sebagai bank sentral untuk mampu menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing dan mengantisipasi ekonomi global yang terus dinamis, seiring situasi politik, keamanan dan perdagangan global.
Hal ini disampaikan Pujiyono Suwadi dalam paparannya sebagai narasumber pada kegiatan Riau Economic Forum (REF) 2025, di Aula Lancang Kuning, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Pekanbaru, Jumat 8 Agustus 3035.
“Sebagai bank sentra, Bank Indonesia berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa (inflasi) dan kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain (nilai tukar),” kata Pujiyono Suwadi, yang juga Ketua Komisi Kejaksaan RI ini.
Bank Indonesia memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pengelolaan bidang Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan.
Sehingga, situasi perekonomian nasional dapat bergerak dan tumbuh, seiring meningkatnya investasi dan pemasaran produk hasil bumi, UMKM dan industri berbiaya ringan dan birokrasi sederhana.
Bank Indonesia Perwakilan Riau menggelar Riau Economic Forum (REF) 2025, Forum ini menjadi sarana untuk menciptakan sinergi yang dapat menghasilkan inovasi kebijakan dan strategi pembangunan yang lebih adaptif terhadap dinamika ekonomi regional dan global.
Forum ini mengusung tema “Memacu Pertumbuhan Ekonomi Riau melalui Investasi Berkelanjutan”, sebagai bentuk komitmen bersama mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih inklusif, hijau, dan berdaya saing.
Diharapkan, forum strategis ini menjadi ruang pertemuan penting bagi pemerintah daerah, pemangku kebijakan pusat, akademisi, pelaku usaha, serta masyarakat untuk merumuskan arah kebijakan ekonomi yang berkelanjutan dan berbasis potensi daerah.
REF 2025 juga diharapkan mampu memperkuat ekosistem investasi hijau dan mempercepat pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 dari perspektif daerah.
Forum ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Riau, Bank Indonesia, dan sejumlah mitra strategis, yang menjadikan momentum ini sebagai bentuk konkret sinergi lintas sektor dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi global.
Pandji Achmad, Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau menuturkan, Provinsi Riau memiliki keunggulan strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Riau merupakan provinsi dengan posisi geografis sangat strategis karena wilayahnya membentang dari jajaran Bukit Barisan hingga ke Selat Malaka, serta berbatasan langsung dengan Malaysia.
Luas wilayah Riau mencapai hampir 90.000 km², menjadikannya sangat potensial sebagai hub logistik dan sentra pelabuhan regional.
“Karakteristik geografis Riau sangat mendukung peran sebagai simpul logistik dan pusat ekonomi kawasan barat Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Abdul Wahid menegaskan pentingnya mengoptimalkan potensi ekonomi Riau yang saat ini masih bertumpu pada tiga sektor utama, yakni minyak dan gas bumi (migas), perkebunan, serta industri pulp and paper.
Ketiga sektor ini dinilainya memiliki peluang besar untuk berkembang lebih cepat apabila diarahkan pada proses hilirisasi yang lebih mendalam.
Gubernur Abdul Wahid menilai forum ekonomi semacam ini sangat penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan investor dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Riau.