Berita Pesona | Jawa Tengah – Karya trimatra berbentuk Pacul ini terlihat tidak lumrah seperti lazimnya alat cangkul pada umumnya. Ketika diamati secara teliti terlihat ada obyek pahatan pada bagian doran (gagang pacul) dengan bahan kayu.
Aries BM sebagai pencipta karya tersebut mengungkapkan ada 5 objek disematkan melalui pahatannya. Bagian atas tampak bentuk kepala burung garuda dan figur wanita.
Bagian tengah diukirnya bentuk rumah dengan atap berudak, sedangkan bagian bawah dimunculkannya objek keris dan kepala kuda. Karya kriya Aries BM dikerjakan dengan pahatan manual namun terasa realistik dengan detail dengan komposisi bentuk yang menyatu pada bagiannya.
Pada Langkir/Tandhing pacul (bagian pipih tajam yang terbuat dari besi dan digunakan untuk menggali tanah) dibuatnya dengan besi berpamor seperti halnya dalam penciptaan keris. Lalu bagian penopang bentuk pacul, tampak seperti batu karang yang terbuat dari material keramik.
Ketika mengamati karya tersebut di Pameran (Yogyakarta International Creative Arts Festival 2025) YICAF #3 yang berlangsung di Kampus ISI Jogja, 21 juni-31 agustus 2025 ini. Ada sekian nilai-nilai yang sengaja diusung Aries BM dari karya tersebut.
Karya berjudul “Panca Wasta” ini rupanya bercerita tentang ajaran yang memuat nilai-nilai luhur dalam menjalani kehidupan berkeluarga.
Aries BM menuturkan Ajaran ini memuat nasihat tentang nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki, khususnya dalam budaya Jawa, untuk mengangkat harkat, martabat, kesejahteraan, dan pengetahuan.
Makna kata Panca: Berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “lima”.Wasta: Dalam bahasa Bali berarti “nama”. Namun, dalam konteks ajaran Panca Wasta, maknanya merujuk pada prinsip-prinsip yang harus dimiliki sesorang pria Jawa.
Landasan kehidupan manusia untuk dapat mencapai kehidupan rumah tangga yang sempurna (ideal) diwujudkan dengan ideom pacul.
Seperti halnya Filosofi pacul Sunan Kalijaga yang mengandung makna mendalam tentang kehidupan dan kepemimpinan, terbagi menjadi dua aspek utama: pacul sebagai alat kerja dan simbol perjuangan hidup, serta pacul sebagai nasihat kebijaksanaan bagi pemimpin yang terwujud dalam lagu Gundul-gundul Pacul.
Secara umum, filosofi ini mengajarkan tentang pentingnya kerja keras, keseimbangan, kepasrahan kepada Tuhan, serta tanggung jawab pemimpin dalam mengelola kesejahteraan rakyatnya. Secara lugas Aries BM memanifestasikan filosofi pacul ini sebagai representasi lelaki jawa.
Lima unsur ajaran Panca Wasta yang berisi; kukila (burung), Wanita (perempuan), Wisma (rumah), curiga (Keris) dan turangga (kuda) menjadi metafora dari kelima unsur ajaran Panca Wasta tersebut, divisualkan secara impresif oleh Aries BM.
Di sela ruang pameran Aries BM mengungkapkan bahwa masyarakat Jawa mengenal istilah kelangenan atau kegemaran yang menandakan seorang pria dianggap sebagai satria.
Kelangenan bisa dijadikan simbol status sosial seseorang pria Jawa. Orang yang memiliki kelangenan rela melakukan apapun bahkan menghabiskan uang berapapun untuk bisa meraih kelangenannya itu.
Klangenan dalam Panca Wasta mewakili unsur “Kukilo” dimanifestasikan dalam bentuk kepala burung. Unsur kedua dikatakannya adalah Wanita/perempuan sebagai pasangan hidup.
Dalam budaya Jawa, perempuan tak sekadar istri namun juga perlambang kehidupan dan bisa pula menimbulkan rasa bangga bagi seorang pria. Seorang istri bisa menjadi motivasi bagi pria untuk menuju kesuksesan tandas Aries.
Selanjutnya merupakan kebutuhan dasar yang wajib dicari seorang pria Jawa ideal mesti memiliki Wisma (rumah) sebagai kemandirian dan kebanggan tersendiri dalam mengarungi kehidupan berumahtangga.
Pusaka dalam hal ini keris dikatakan Aries merupakan bagian dari kelangenan yang akan diburu pria Jawa.
Sudah berani memiliki keris maka seorang pria akan dianggap dewasa, ia bisa melindungi istri maupun anak serta keluarga besar.
Selain sebagai kegemaran, memiliki keris juga sebagai lambang kejantanan seorang pria. Unsur terakhir adalah Turangga divisualkan dalam bentuk kuda. Menurutnya kuda sebagai bagian dari status sosial dalam masyarakat.
Dahulu hanya golongan tertentu saja yang memiliki kuda sebagai tunggangan. Kuda sebagai pralambang seorang pria akan bisa menjangkau banyak tempat dan mengetahui dunia secara luas.
Karya Aries BM dalam bagian gelar pameran YICAF #3 menjadi salah satu contoh yang menarik, dimana karya-karya kriya (patung) disamping memiliki kekuatan teknis Craftmansif yang tinggi, juga selayaknya memiliki ide-ide yang segar dan cerdas.
Kepekaannya mengelaborasi mix media dan teknik kriya terasa mumpuni. Karya Aries BM menjadi preferensi yang mendorong kriyawan dan perupa lainnya untuk memiliki kesadaran dan pemahaman pada akar kondisi dan kearifan budaya lokal sebagai subject matter penciptaan.
Penempatan artikulasi kami bersama tim akselerasi insan memiliki sebuah karya adalah moment rasa yang terpakai sepanjang dalam pengamalan jadi pengalaman khusus.(Wid)
semasa kunci itu terbawa, terpegang, hingga diamalkan sesama dalam kajian dari tungkas sang pereduksi pendidik – Aries BM menekan kan kepada seluruh masyarakat umum di Indonesia, kecintaan itu yang menuai bentuk.
kinerja pacul dalam images observasi para petani pun, masih teraih sangat istimewa – keilmuan bagaimana cara sikap memegang kendali!
dari prinsip-prinsip keimanan itu terpelihara di keyakinan para insan yang tentunya beradab serta berada Ihsan.
sastrawan terlahir mengolah, menggali, sampai meneteskan torehan tinta tetap terbaca bagi segenap andil pemerintah pusat dan daerah “mengimani” apa alat kerja pacul bisa majemuk?
Oh, tentunya di aspek positif oposionalitas majemuk human social menyikapi kebersamaan yang bukan keberatan dalam memikul beban diri terhadap diri-Nya.
Memang, aspek positif oposisionalitas majemuk dalam konteks sosial manusia dapat membantu kita menyikapi kebersamaan dengan lebih baik. Dengan memiliki pemikiran yang fleksibel dan kritis, kita dapat lebih mudah memahami dan menerima perbedaan-perbedaan yang ada dalam kebersamaan.
Konsep “memikul beban diri terhadap diri-Nya” juga sangat menarik. Ini mengingatkan kita pada pentingnya introspeksi dan self-awareness dalam membangun hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan orang lain.
Dengan demikian, kita dapat lebih mudah menerima dan menghargai kebersamaan yang ada, serta membangun hubungan yang lebih harmonis dan saling mendukung.
Ingatkah kawan – sahabat taulani sekalian semua, apa yang digunakan gembok sebelum menemui kunci nya. Ia”, berkata : bawalah aku selalu dalam jalan mu ketika pagi mu berpola, sampai siang mu mengerjakan, menerobos ruang petang hingga larut malam pun dapat mewujudkan ; arahan kerukunan antara dua benda ini jadi pemantik – pemandu keserasian bukan sebuah inspirasi yang dikuasai dalam waktu jatuh.
nilai kemajemukan sastra ini, tim redaksi menorehi tinta-tinta lebih meresap ke relung pikiran saat bagaimana diri merubah! atau, rasa itu terpatok di-sejahtera-kan dari masing-masing pedoman penghayatan yang timbul dari suatu kesatuan pasti akan bertemu iman-Nya.
dengan demikian antara pacul ini, menjadikan icon maksud tersendiri dalam penunjang kebutuhan alat kinerja masa kini, begitu juga di masa-masa lalu para pejuang nasional “para petani tua dan muda gunakan untuk menggapai perluasan makna pertanian dapat dinikmati serta mahal di Indonesia.
Notulensi Penulis Karya Kriya – Sastra Majemuk :
- Aries BM
- Wid