Beritapesona.com | Sama dengan sejumlah tanaman hortikultura lainnya, cabai memerlukan perawatan yang serius agar panennya maksimal. Bila tidak diperhatikan dengan benar, sejumlah penyakit berpotensi menyerang tanaman satu ini. Apa saja?
Cabai adalah komoditas pertanian yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Selain biasa dipakai untuk urusan sajian, cabai juga memiliki berbagai manfaat kesehatan. Sebut saja penurun berat badan, pencegah jantung, dan pembantu detoks.
Sayangnya, terdapat berbagai macam hama dan penyakit yang bisa merusak tanaman cabai. Di bawah ini pembahasan ringkas beberapa mengenai penyakit tanaman cabai dan cara mengatasinya.
Jenis Penyakit Tanaman Cabai
1. Layu Fusarium
Gejala penyakit ini adalah daun tampak layu, mulai dari bagian bawah, lalu menguning hingga ke atas menuju mengomel muda. Bagian tubuh tanaman cabai yang terkena infeksi penyakit ini akan tertutup hifa putih layaknya kapas.
Apabila tanaman cabai terserang saat masih pertumbuhan, buah tetap dapat dihasilkan. Namun, jika penyakit batang sudah merambah wilayah, cabai-cabai muda akan berguguran. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Cabut dan musnahkan tanaman yang terserang.
Manfaatkan agen antagonis Trichoderma spp dan Gliocladium spp secara bersamaan dengan pemupukan dasar.
Gunakan fungisida sesuai anjuran sebagai langkah terakhir.
2. Layu Bakteri Ralstonia
Jika penyakit sebelumnya disebabkan oleh cendawan, bakteri lain ralstonia disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyakit layu bakteri ralstonia ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman, pengairan, nematoda, atau alat pertanian.
Bila tanaman cabai tua terserang, bagian yang akan layu pertama kali adalah daun sisi bawah. Sementara itu, jika menyerang tanaman cabai muda, tanaman akan terlihat bermula di daun bagian atas tanaman.
Selain gejala layu, ketika akar atau tanaman cabai dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam batang udara, terdapat indikasi khusus. Tatkala dicelupkan, akan tampak adanya cairan keruh koloni bakteri yang keluar dan melayang di udara menyerupai kepulan asap.
Untuk mengendalikan penyakit ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yakni:
Cabut dan musnahkan tanaman yang sakit.
Manfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang diterapkan secara bersamaan dengan pemupukan dasar.
Gunakan bakterisida sebagai alternatif terakhir.
3. Virus Kuning
Virus kuning juga biasa disebut penyakit bule atau bulai, virus kuning menyebabkan cabai tanaman tampak terlihat menguning. Penyakit yang disebabkan oleh virus gemini ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan melalui kutu.
Berhubungan disebabkan oleh virus, racun-racun kimia tidak akan membantu untuk mengatasinya. Oleh karena itu, pengendalian harus dilakukan sejak awal, yakni dengan memilih bibit unggul tahan serangan virus. Di sisi lain tentunya memberantas hama vektornya, seperti kutu.
Dalam rangka pengendalian virus kuning, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:
Kendalikan hama vektor virus kuning, seperti kutu kebul (Bemisia tabaci) dengan memanfaatkan musuh alaminya, seperti Menochilus sexmaculatus.
Gunakan pupuk tambahan untuk meningkatkan daya tahan tanaman.
4. Bercak Daun
Gejala tanaman cabai yang terkena bercak daun adalah munculnya bercak bulat berwarna coklat pada daun. Bercak ini biasanya berukuran sekitar 1 inci dengan pusat berwarna pucat sampai putih dengan tepi berwarna lebih tua.
Disebabkan oleh jamur Cercospora capsici, penyakit ini bisa dibawa angin, hujan udara, hama vektor, maupun alat pertanian. Adapun antara faktor pendukung bercak daun adalah kondisi lingkungan yang selalu hujan.
Jika terlanjur terinfeksi, beberapa hal yang dapat dilakukan meliputi:
Pemusnahan tanaman sakit dengan cara dibakar.
Berikan fungisida sesuai aturan jika serangan semakin hebat.
Untuk mencegahnya, bisa memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Di sisi lain, perbaikan drainase dan pemilihan waktu tanam yang tepat juga perlu dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan serangan.
5. Busuk Buah Antraknosa
Gejala awal busuk buah antraknosa adalah munculnya bercak berwarna hitam, oranye, dan cokelat. Luka yang timbul akan semakin melebar dan membentuk lingkaran konsentris berdiameter 30 milimeter atau lebih.
Tak lama kemudian, buah akan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan membusuk. Sekadar informasi, busuk buah antraknosa dapat menyerang buah muda maupun matang. Cara pengendaliannya adalah sebagai berikut:
Bersihkan lahan dan tanaman sakit agar tidak menyebar.
Gunakan fungisida sesuai saran sebagai alternatif terakhir.
Sebelum mulai menanam cabai, pilih benih yang tahan terhadap penyakit.
Penerapan kultur teknis berupa pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat, dan sanitasi buah sakit perlu dilakukan.
6. Keriting Daun
Terakhir, keriting daun atau mosaik adalah penyakit yang disebabkan Cucumber Mosaik Virus (CMV). Penyakit ini bisa menyebar dari satu tanaman ke tanaman lainnya akibat aktivitas serangga. Bila tanaman cabai terserang keriting daun, ia pertumbuhannya menjadi kerdil dan ukuran daun lebih kecil.
Untuk mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit, pemusnahan tanaman cabai yang telah diserang perlu dilakukan. Sedangkan dalam rangka mencegahnya, pemilihan benih tahan virus dan pemupukan yang tepat dan baik perlu dilakukan.
Demikian penjelasan lengap mengenai enam penyakit tanaman cabai yang biasa menyerang dan cara mengatasinya. Semoga informasinya bermanfaat. [◦ˆ⌣ˆ◦]
